Hyundai dilaporkan bersiap untuk melakukan recall atau menarik kembali sebanyak 77.000 unit Kona EV di seluruh dunia karena ada risiko terbakar. Dalam masalah ini, Hyundai menuding LG Chem, sebagai perusahaan pemasok sel baterai Hyundai Kona sebagai pihak yang paling bertanggung jawab.
Recall ini berawal saat musim panas lalu, ada sebuah mobil Hyundai Kona EV yang terbakar di dalam garasi sebuah rumah di Montreal, Kanada. Kemudian berturut-turut ada sekitar belasan laporan kasus yang sama, sehingga mendorong Hyundai melakukan penyelidikan atas masalah tersebut.
Dari hasil penyelidikan resmi Hyundai menyebutkan bahwa perusahaan sudah menemukan titik permasalahan yang terjadi pada Kona EV.
“Selama audit berlangsung, Presiden Hyundai Motor Seo Bo-shin, yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap proses quality control mengakui adanya cacat pada kendaraan dan sudah menemukan solusi untuk memperbaikinya,” dikutip dari electrek, Senin (12/10/2020).
Namun laporan tersebut menimbulkan berbagai pertentangan karena adanya kesimpulan yang berbeda-beda.
Ada yang mengatakan bahwa cacat tersebut terjadi pada sel baterai yang diproduksi LG Chem, namun ada juga pihak yang menyimpulkan bahwa kesalahan terjadi pada paket baterai yang dibuat oleh HL Green Power, produsen paket baterai yang didanai oleh Hyundai Mobis dan LG Chem.
“Kementerian menemukan fakta bahwa pemisah di sel baterai rusak karena kesalahan dalam proses pembuatan, kesimpulan ini mengarah pada sel baterai yang dibuat LG Chem menjadi penyebab kebakaran. National Forensic Service juga memberikan kesimpulan serupa bahwa masalah kelistrikan dalam perakitan paket baterai yang menjadi penyebab kebakaran,” tulis electrek di berita tersebut.
Akibat dari kasus terbakarnya Kona EV, Hyundai sudah mengkonfirmasi penarikan ulang lebih dari 25.000 unit Kona EV di Korea. Jumlahnya akan semakin besar, diperkirakan mencapai angka 77.000 unit jika kampanye recall berlanjut ke sleuruh dunia, termasuk di di Amerika Utara, dan sebagian besar yang terjual di Eropa.
Namun pemilik Hyundai Kona EV di Eropa harus menunggu pengumuman resmi dari NHTSA terlebih dulu.
Memang jika dibandingkan dengan jumlah mobil konvensional mesin bensin yang terbakar, kasus terbakarnya mobil listrik angkanya masih sangat kecil. Setidaknya untuk kasus mobil bensin yang terbakar dilaporkan ada 200.000 laporan terjadi setiap tahunnya, ini hanya untuk di negara Amerika saja, belum negara lainnya di dunia.
Tapi kembali lagi, meski kasus kebakaran mobil listrik masih kecil, tapi setidaknya model ini mewakili teknologi otomotif yang sedang berkembang saat ini dan untuk masa depan. Meski hanya satu saja laporan mobil listrik yang terbakar, akan berdampak besar terhadap kepercayaan masyarakat dunia akan mobil listrik.
