Jakarta – Pertumbuhan pasar di sektor industri otomotif pada semester I seperti kita ketahui mengalami penurunan hingga 13 persen.
Kondisi ini turut memengaruhi pertumbuhan di sektor industri pembiayaan. Salah satunya adalah PT Mandiri Tunas Finance (MTF).
Beruntung karena MTF memiliki diserfikasi produk pembiayaan seperti kredit multiguna dan pembiayaan di sektor pembelian fleet.
“Jadi secara total MTF masih bisa mencatat angka pertumbuhan 1 persen per Juni 2019. Ini karena kita punya diserfikasi produk. Seperti di multiguna, kita catat pertumbuhan 80 persen dan di sektor fleet naik 40 persen. Masih ada peningkatan, meski kecil,” terang Arya Suprihadi, Direktur Utama MTF di Graha Mandiri, Jakarta, Rabu (4/9/2019).
Hingga Juni 2019, total pembiayaan kredit MTF mencapai Rp 13,543 triliun, naik tipis dibanding total pembiayaan periode yang sama tahun lalu yang tercatat mencapai Rp 13,408 triliun.
Lebih jauh Arya menjelaskan bahwa industri pembiayaan pada semester lalu masih banyak terpengaruh urusan politik.
“Nah, di semester kedua sudah mulai jelas. Mobil-mobil baru sudah bermunculan setelah berakhirnya pameran. Dan kita harapkan ini jadi pertanda baik,” harap Arya.
Pembangunan infrastruktur serta peningkatan bisnis logistik dengan semakin ramainya transaksi jual-beli online juga menjadi harapan bagi MTF dalam meningkatkan pertumbuhan di masa mendatang.
“Sekarang kita bisa lihat, orang semakin cenderung untuk beli barang lewat online. Orang tidak lagi datang ke outlet, tapi barang yang banyak bergerak dari satu titik ke titik yang lain. Ini membuat usaha logistik semakin bertumbuh. Diikuti dengan kebutuhan akan kendaraan komersial yang semakin meningkat. Makanya kita juga mengalami pertumbuhan hingga 40 persen di sektor fleet,” pungkasnya.
Di sisi lain, MTF juga tetap bisa mempertahankan angka NPL (kredit macet) di bawah 1 persen, tepatnya 0,9 persen. Sehingga MTF menjadi salah satu perusahaan pembiayaan yang paling sehat. (Z)