Selasa, Desember 9, 2025
InformasiMengenal MPOX, Penyakit Mirip Cacar Air yang Sudah Menyebar ke Asia

Mengenal MPOX, Penyakit Mirip Cacar Air yang Sudah Menyebar ke Asia

Kenali MPOX  yang penyebarannya sudah ke Asia agar kamu terhindar dari penyakit ini.

MPOX atau cacar monyet strain terbaru di Asia pertama kali dikonfirmasi oleh Thailand pada Kamis (22/8/24) lalu. Penyakit strain baru ini pun dampaknya lebih mematikan bagi pasiennya.

- Advertisement -

Sementara itu, data terbaru dari Kemenkes (Kementerian Kesehatan) Indonesia menunjukkan bahwa saat ini ada 88 kasus MPOX di tanah air.

Melihat data di tanah air yang cukup memprihatinkan dan mulai adanya konfirmasi strain baru, maka kamu sebaiknya mulai memahami informasi terkait cacar monyet ini lebih dahulu.

- Advertisement -

Bukan hanya sebagai informasi, tapi juga sarana proteksi diri. Untuk memahaminya, mari simak penjelasan berikut!

Apa Itu MPOX?

Cacar monyet merupakan sebuah penyakit yang penyebabnya adalah virus monkeypox. Virus ini tergolong langka dan termasuk infeksi yang penularannya antara hewan vertebrata dengan manusia.

- Advertisement -

Penyakitnya pun juga terkenal cukup persis dengan cacar air. Namun, meskipun cenderung lebih ringan, akibatnya juga bisa fatal bagi penderitanya.

Penyakit ini pertama kali teridentifikasi pada tahun 1958 di Denmark. Di mana, kumpulan monyetlah yang mengalaminya. Pada manusia, penyakit ini hadir di Kongo pada tahun 1970. Korbannya saat itu merupakan bayi sembilan bulan.

Untuk Indonesia, kehadiran MPOX bermula pada 2022 lalu, di mana korbannya adalah seorang laki-laki 27 tahun yang telah bepergian ke beberapa negara Eropa.

Gejala Penyakit MPOX

Ada cukup banyak gejala dan tanda yang penyakit ini munculkan pada penderitanya. Awalnya, penderita akan merasa sakit kepala luar biasa, gejala demam, lemas, nyeri otot,  dan sakit punggung.

Selain itu, mereka juga akan merasakan pembengkakan pada kelenjar getah bening yang berada di selangkangan, ketiak, maupun leher.

Untuk visual lainnya, penderita akan memiliki lesi atau ruam kulit. Pada awalnya berupa bintik merah layaknya cacar. Kemudian, akan berbentuk lepuh dengan cairan bening dan nanah. Setelah itu, lepuh itu mengeras dan rontok.

Kehadiran ruam ini bisa di sejumlah bagian tubuh, seperti telapak tangan, telapak kaki, serta wajah.

Gejala-gejala itu bisa terjadi sekitar dua hingga empat minggu serta dapat sembuh sendiri. Akan tetapi pada beberapa orang, bisa saja membuat komplikasi dan kematian.

Cara MPOX Menular

Untuk penularan antar manusia, cara menyebarnya antara lain:

  • Kontak intens dengan penderita, mulai dari kulit ke kulit, tatap muka, seksual, mulut ke kulit, dan mulut ke mulut.
  • Dari lingkungan yang telah terkontaminasi virus.
  • Menghirup virus atau serpihan kulit yang terdapat di baju, handuk, dan lainnya.
  • Percikan cairan hidung, liur, bahkan dari luka, lesi, dan bisu.
  • Kontak antara ibu dan bayi yang baru lahir, atau orang  tua dengan bayi atau anaknya.

Pengobatan dan Pencegahan Penyakit MPOX

Beberapa tindakan yang bisa kamu lakukan saat tertular penyakit ini adalah:

  • Mengonsumsi cukup air, istirahat, serta menerapkan pola makan sehat.
  • Melakukan isolasi sekaligus menjaga kesehatan mentalnya.
  • Dilarang menggaruk kulit berlesi dan wajib cuci tangan sebelum maupun sesudah bersinggungan dengan lesi.
  • Selalu memastikan kulit kering dan terbuka. Sementara saat berbaur dengan orang lain, tutupilah hingga nanti bisa melakukan isolasi lagi.
  • Datangi fasilitas kesehatan jika merasa gejala memburuk atau ada keluhan lain.

Sementara untuk kamu yang tidak tertular penyakit ini, pastikanlah selalu mengurangi kontak dengan penderita, selalu menerapkan gaya hidup bersih, hingga cari bantuan di fasilitas kesehatan jika merasakan gejalanya.

Dengan penjelasan di atas, semoga kita terhindar dari penyakit MPOX ini, ya. Sementara itu, jika kamu sedang butuh barang bekas, yuk, mampir dulu ke OLX. Pastikan unduh juga aplikasi OLX di Google Play Store dan App Store.

Populer.
Reka Harnis
Reka Harnis
Passionate about turning ideas into engaging, informative, and SEO-friendly content.
Berita Terkait