Sejarah Celana Pendek Wanita: Dari Pemberontakan hingga Tren Mode Fashion Populer
Celana pendek wanita telah menjadi bagian dari dunia mode selama beberapa dekade. Namun, tahukah bahwa perjalanan fashion item satu ini tidak selalu mulus?
Menilik sejarahnya, celana pendek wanita awalnya dianggap tidak pantas atau tabu, sesuatu yang kontroversial; kemudian menjadi simbol pemberontakan; dan akhirnya kini masyarakat terima sebagai fashion item yang stylish.
Dari masa ke masa inilah, celana pendek wanita telah mengalami transformasi yang menarik.
Awal Mula Celana Pendek Wanita
Pada awal tahun 1970-an, perancang busana terkenal dari Perancis, Yves Henri Donat Mathieu Saint Laurent memperkenalkan celana pendek untuk pertama kali. Sejak saat itu celana pendek menjadi sangat populer di berbagai belahan dunia.
Di Indonesia, Rima Melati atau Marjolien Tambajong adalah pionir celana pendek. Besar kemungkinan bahwa Rima Melati mengenal celana pendek dari sang ibu, Non Kawilarang atau Adriana Paula Adeline Kawilarang yang merupakan salah satu pelopor industri mode Indonesia.
Sejarah Celana Pendek Wanita
Menilik sejarahnya, sebenarnya celana pendek merupakan bentuk protes terhadap mode mini, midi, dan maxi.
Mode mini yaitu busana wanita berupa rok atau gaun yang ukurannya pendek di atas lutut. Pakaian wanita ini populer pada tahun 1960-an sebagai revolusi mode.
Sedangkan mode maxi adalah pakaian wanita dengan berupa rok atau gaun yang ukurannya panjang hingga mata kaki.
Busana ini terkenal pada tahun 1970-an. Untuk midi sendiri, berada di tengah keduanya, di mana busana wanita panjangnya sebetis. Sementara celana pendek wanita menjadi revolusi busana wanita yang mengarah ke modernisasi.
Awal kemunculannya, celana pendek wanita terkenal sebagai celana katok dengan warna kuning sebagai trendsetter. Kepopulerannya pun masih seputar kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Makassar, Medan, dan Manado.
Namun, kehadirannya yang langsung menyedot perhatian masyarakat langsung mendapat kecaman dari beberapa lembaga yang kegiatannya berfokus pada wanita. Sejumlah organisasi tersebut menilai celana pendek tidak sesuai untuk budaya Indonesia dari sisi moral hingga keamanan pemakaian.
Bahkan, salah satu istri Presiden Soekarno, Naoko Nemoto atau Ratna Sari Dewi lebih memilih menggunakan busana; midi, maxi, kimono, atau kebaya daripada celana pendek wanita meski waktu itu ia sedang berlibur ke Paris dan di sana sedang berlangsung musim panas.
Menurut Ratna Sari Dewi, hanya orang bertubuh langsing dan berkaki panjang yang pantas mengenakan celana pendek. Namun, kini celana pendek sudah lebih umum dipakai dalam keseharian. Siapa pun bisa menggunakannya di ruang terbuka.
Bahkan, celana pendek kini bisa menjadi pakaian olahraga yang seksi.
Di sisi lain, persepsi celana pendek yang dinilai kurang sopan semua kembali ke pribadi masing-masing. Karena celana pendek bisa menjadi positif sebagai wujud perkembangan mode, tetapi bisa juga berubah negatif dengan pemakaian bertujuan khusus.
Baca juga berita menarik lainnya di OLX atau gunakan aplikasi OLX yang bisa kamu unduh melalui Google Play Store atau App Store untuk akses praktis.