Katanya skipping adalah olahraga yang harus penderita obesitas hindari, kenapa ya? Yuk, cari tahu alasannya!
Salah satu cara untuk memulai hidup sehat bagi penderita obesitas atau diet dan berolahraga. Ketika berbicara mengenai olahraga, maka tidak semuanya cocok bagi penderita obesitas, di mana skipping adalah salah satunya.
Lalu, apa yang menyebabkan skipping adalah olahraga yang harus penderita obesitas hindari? Yuk temukan jawaban atas pertanyaan ini sekaligus rekomendasi olahraga penggantinya melalui artikel di bawah!
Penyebab Skipping Harus Penderita Obesitas Hindari
Skipping atau lompat tali merupakan salah satu jenis olahraga yang populer, karena kamu hanya butuh tali dan tidak perlu berpindah-pindah tempat.
Ketika melakukannya, kamu harus melakukan rangkaian lompatan yang nantinya akan membuat beban signifikan di tubuhmu, khususnya di bagian bawah.
Bagi tubuh yang mempunyai IMT atau indeks massa tubuh yang lebih dari 30 alias termasuk obesitas, maka skipping adalah olahraga yang harus kamu hindari atau tidak dianjurkan.
Sebelumnya, kamu harus tahu, bahwa skipping adalah olahraga yang akan membuat tubuhmu merasakan momen tumpuan tinggi ketika melakukan pendaratan.
Bagi penderita obesitas, maka beban ketika mendarat tersebut akan berubah jadi dua sampai lima kali lipat dari berat badannya.
Otomatis area sendi maupun struktur tulangnya akan menghadapi tekanan yang lebih banyak. Dengan begitu, rasa tidak nyaman dan cedera bisa terjadi ketika berolahraga ini.
Bukannya semakin sehat, tubuh penderita obesitas pun malah akan semakin terasa tidak nyaman. Bahkan, dalam jangka panjang, olahraga yang mengganggu persendian ini juga bisa membuat risiko terjadinya rematik.
Alternatif Olahraga yang Bisa Penderita Obesitas Lakukan
Meskipun skipping adalah olahraga yang bisa membuat penderita obesitas mengalami masalah di sendi dan tulang, bukan berarti kamu tidak boleh berolahraga.
Nah, beberapa rekomendasi olahraga yang bisa kamu lakukan selama berusaha memperbaiki perilaku obesitas ini antara lain:
1. Jalan Kaki
Berjalan kaki termasuk olahraga yang mudah untuk dilakukan, bahkan kamu tidak membutuhkan banyak peralatan. Bagi penderita obesitas, berjalan kaki dapat membantu proses pembakaran lemak berjalan lebih cepat.
Untuk pembakaran kalori lebih banyak, cobalah untuk berjalan setidaknya sepuluh ribu kali langkah.
2. Bersepeda
Sebagai olahraga yang low impact, bersepeda bisa menjadi salah satu rekomendasi aktivitas bagi penderita obesitas karena masih bisa membantu bakar kalori. Kamu dapat memakai sepeda biasa di kawasan rumah atau memakai sepeda statis jika ingin berolahraga di rumah atau gym saja.
3. Berenang
Ketika berenang, maka beban tubuhmu akan ditopang oleh air, sehingga potensi sendi dan tulang terbebani pun akan lebih kecil.
Selain bantu bakar kalori, olahraga renang juga dapat membantu kamu agar lebih mudah mengatur pernapasan.
4. Yoga
Meskipun pada awalnya terasa susah, olahraga yoga punya efek jangka panjang yang bagus bagi penderita obesitas. Dengan yoga, maka kekuatan, fleksibilitas, serta keseimbangan tubuh akan lebih terlatih. Perasaan rileks pun bisa kamu dapatkan usai ikut kelasnya.
5. Aerobik Air
Dengan olahraga kardiovaskular ini, kekuatan otot dan area kardiovaskular tubuhmu juga akan lebih kuat dan seimbang. Karena berada di air, beban tubuhmu juga tidak akan terasa lebih berat.
6. Latihan Kekuatan Otot
Terakhir, cobalah untuk latihan kekuatan otot ini, karena dapat tingkatkan metabolisme sekaligus memperbaiki postur tubuh kamu.
Ketika ototmu semakin banyak, maka selama beristirahat sekalipun, proses metabolisme terasa lebih cepat. Beberapa contoh latihannya adalah squat, dumbbell, sit up, push up, dan lainya.
Sesudah tahu jika skipping adalah olahraga yang harus dihindari selama masih obesitas, maka kamu bisa terapkan rekomendasi olahraga lain di atas. Sementara itu, jika butuh peralatan olahraga bekas, yuk, cari di OLX. Pastikan unduh juga aplikasi OLX di Google Play Store dan App Store.