Senin, Januari 20, 2025
Lainnya
    ReviewFlexing Adalah Istilah yang Sering Disebut, Apa Penyebabnya?

    Flexing Adalah Istilah yang Sering Disebut, Apa Penyebabnya?

    Flexing adalah istilah yang sering muncul di medsos akhir-akhir ini. Tapi, apa arti dan penyebab di balik flexing?

    OLX News Flexing adalah istilah yang belakangan ini banyak muncul dalam konteks medsos. Rupanya terdapat sejumlah faktor yang mendorong penggunaan istilah ini menjadi lebih umum dalam masyarakat modern.

    - Advertisement -

    Arti Flexing adalah Suka Pamer, Benar atau Salah?

    Menurut Urban Dictionary, kata kerja “to flex” (yang merupakan bentuk dasar dari kata “flexing”) memiliki dua makna. Kata ini dapat berarti pamer, angkuh, atau sombong, yang mana merupakan definisi terpopuler dari kata tersebut. Namun, kata ini juga bisa berarti bertampang palsu, berpura-pura, atau memaksakan diri.

    Definisi kedua biasanya dipakai bersamaan dengan yang pertama, misalnya, seseorang yang menyombongkan diri tentang sesuatu yang sebenarnya tidak pantas disombongkan, berbohong tentang prestasi, atau melebih-lebihkan fakta.

    - Advertisement -

    Penggunaan flex ini paling sering digunakan dalam lirik rap dan hip hop, tetapi juga biasa dijumpai di media lain.

    Dari FluentSlang, istilah “to flex” yang kita kenal sekarang ini berasal dari binaragawan yang “melenturkan” otot-otot mereka untuk unjuk kekuatan dan fisik dalam kompetisi.

    - Advertisement -

    Istilah ini kemudian berkembang dan kini mencakup tindakan atau perilaku apa pun yang bertujuan untuk pamer atau membuat orang lain terkesan.

    Singkatnya, flexing adalah istilah gaul yang menggambarkan suatu tindakan atau perilaku di mana seseorang pamer dengan tujuan untuk membuat orang lain terkesan.

    Penyebab Flexing, Bukan Sekadar Tren?

    Fenomena budaya flexing di dunia maya kebanyakan berkaitan dengan perilaku selebriti dan influencer. Foto-foto yang menampilkan pakaian dan aksesoris bermerek atau mobil-mobil mewah adalah ciri utama dari budaya flexing. Alasan di balik perilaku ini pun bermacam-macam.

    Mengutip Diggit Magazine, Carla Abdalla, peneliti di Armando Alvares Penteado Foundation di Brasil, memaparkan ideologi flexing para influencer yang disebutnya sebagai sebuah gaya hidup. Bagi yang bersangkutan, flexing adalah salah satu cara menumbuhkan karier di dunia maya.

    Kendati public figure terobsesi dengan konsumerisme dan materialisme, ada motif lebih kuat yang mendorong mereka untuk terus mengoleksi barang-barang mahal dan memposting di media sosial.

    Menurut Carla, flexing adalah cara selebriti menunjukkan bahwa mereka berbeda dari orang biasa. Dengan begitu, barang-barang materi memiliki arti kesuksesan dan kekayaan yang ingin mereka pamerkan dalam rangka menjaga status mereka sebagai pesohor.

    Bagi kalangan selebriti, flexing adalah bagian dari pekerjaan, murni untuk mengembangkan karier.

    Tetapi, bagi orang-orang yang ingin menjajal flexing, ada risiko sendiri di dalamnya. Membangun image eksklusif dan berkelas bukan masalah besar buat kaum yang mampu. Namun untuk kaum “mendang-mending”, flexing bisa membawa petaka finansial.

    Ya, fenomena flexing tak jarang bikin orang lupa pentingnya bijak dalam berbelanja. Pasalnya, banyak orang rela membeli barang-barang mewah demi citra sosial yang lebih tinggi.

    Namun, ada cara cerdas untuk tetap tampil gaya tanpa menguras kantong. Di OLX, kamu bisa menemukan barang-barang berkualitas dengan harga terjangkau, mulai dari mobil bekas sampai gadget terbaru. Download OLX sekarang di Google Play Store atau App Store dan dapatkan harga miring!

    Populer
    Reka Harnis
    Reka Harnis
    Passionate about turning ideas into engaging, informative, and SEO-friendly content.
    Berita Terkait