Selasa, Juli 15, 2025
OtomotifMobil12 Tahun Berjalan, Program LCGC Akan Diperpanjang hingga 2031

12 Tahun Berjalan, Program LCGC Akan Diperpanjang hingga 2031

OLX News – LCGC, atau Low Cost Green Car, yang terkenal juga sebagai Kendaraan Bermotor Roda Empat Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2), dipastikan akan terus melaju di jalanan Indonesia. 

- Advertisement -

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengumumkan perpanjangan hingga tahun 2031. Keputusan ini ada setelah mempertimbangkan kontribusi signifikan LCGC dalam mendorong kepemilikan kendaraan bagi masyarakat menengah ke bawah, juga memperkuat industri otomotif nasional.

“Program ini terbukti berhasil meningkatkan kepemilikan kendaraan masyarakat dan mendukung industri otomotif nasional. Oleh karena itu, insentif untuk LCGC akan kami lanjutkan hingga 2031,” tegas Menteri Agus dalam keterangan resmi pada Minggu (13/7/2025).

- Advertisement -

Kelahiran LCGC: Asa Mobilitas Terjangkau

Program Low Cost Green Car pertama kali bergulir pada tahun 2013, menjadi angin segar bagi banyak keluarga di Indonesia. 

Melalui penandatanganan PP Nomor 41 Tahun 2013 tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor oleh Presiden RI keenam. Maka, Susilo Bambang Yudhoyono, pintu bagi mobil murah dengan insentif pembebasan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) terbuka lebar.

- Advertisement -

Tujuannya jelas: memberikan kesempatan bagi pengguna sepeda motor untuk “naik kelas” ke mobil pribadi dengan harga yang lebih mudah dijangkau.

Tak lama berselang, Kementerian Perindustrian menerbitkan Permenperin Nomor 33/M-IND/PER/7/2013, yang menjadi panduan teknis bagi para produsen. 

Aturan ini merinci syarat-syarat ketat, mulai dari konsumsi bahan bakar minimum, harga jual yang terjangkau, hingga tingkat kandungan lokal (TKDN) yang wajib terpenuhi secara bertahap. 

Beberapa poin pentingnya meliputi kapasitas mesin maksimal 1.200 cc, konsumsi bahan bakar minimal 20 kpl. Juga, kewajiban mencantumkan logo khusus dan nama merek dengan nuansa Indonesia. 

Para pabrikan pun sigap merespons. Toyota dan Daihatsu menjadi pelopor dengan meluncurkan duet andalan mereka. Melalui Agya dan Ayla, yang langsung mencuri perhatian publik.

lcgc

Kontribusi Penjualan: Pilar Pasar Otomotif

Sejak awal kehadirannya, LCGC langsung menunjukkan taringnya di pasar otomotif. 

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), pada tahun pertama (2013). Penjualan mobil murah ini langsung menembus 51.180 unit, atau setara 4 persen dari total penjualan mobil nasional saat itu. 

Setahun kemudian, dengan masuknya model baru seperti Datsun Go dan Datsun Go+. Jadinya, penyebaran LCGC melonjak drastis hingga 172.120 unit, menguasai 14 persen pangsa pasar.

Puncaknya terjadi pada tahun 2016, di mana penjualan Low Cost Green Car meroket 50 persen daripada tahun sebelumnya, mencapai rekor 235.171 unit. Sejak saat itu, tipe ini menjadi salah satu tulang punggung penjualan mobil di segmen terjangkau, memenuhi kebutuhan mobilitas jutaan keluarga Indonesia.

Menghadapi Badai Pandemi dan Perubahan Kebijakan

Menjelang pandemi COVID-19, LCGC masih menunjukkan performa prima dengan total penjualan 217.454 unit pada tahun 2019. Namun, badai pandemi di tahun 2020 memukul industri otomotif secara telak. 

Penjualan tipe ini merosot tajam hingga 51 persen, hanya mencapai 104.650 unit. Pada masa itu, Datsun dan Suzuki masih turut meramaikan segmen ini. Datsun memutuskan mundur pada tahun 2020, lalu Suzuki pun menghentikan penjualan Karimun Wagon R pada akhir 2021.

Meskipun kehilangan beberapa pemain, segmen Low Cost Green Car menunjukkan ketangguhan. Pada tahun 2021, penjualan bangkit 40 persen menjadi 146.520 unit. 

Sepanjang tahun 2022, Low Cost Green Car mencatat kenaikan penjualan sebesar 27 persen menjadi 186.649 unit. Meski hanya menyisakan tiga merek kuat: Toyota (Agya, Calya), Daihatsu (Ayla, Sigra), dan Honda (Brio Satya).

Tahun 2023 menjadi bukti ketahanan LCGC, dengan penjualan menembus 204.705 unit. Angka ini menyumbang sekitar 20 persen dari total penjualan mobil nasional yang mencapai 1 juta unit. 

Memasuki tahun 2024, kontribusinya tetap stabil di kisaran 20 persen. Ya meskipun volume penjualan sedikit menurun menjadi 176.766 unit seiring melemahnya pasar otomotif nasional secara keseluruhan.

Insentif yang Berubah, Kontribusi Tetap Berlanjut

Sejak tahun 2021, pemerintah memfokuskan insentif penuh PPnBM. Mereka hanya pada kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) atau battery electric vehicle (BEV). 

Kebijakan ini sejalan dengan upaya mendorong transisi menuju kendaraan rendah emisi. Akibatnya, tipe ini tak lagi menikmati pembebasan penuh PPnBM, melainkan kena tarif sebesar 15 persen dengan dasar pengenaan 20 persen dari harga jual, sehingga tarif efektifnya berada di kisaran 3 persen.

Meski demikian, perubahan ini tak menggoyahkan posisi Low Cost Green Car di pasar domestik. Program ini masih mampu menjaga kontribusinya secara konsisten pada level 20 persen pangsa pasar. 

Dengan adanya perpanjangan hingga tahun 2031, pemerintah berharap dapat memberikan kepastian jangka panjang bagi para prinsipal dan pelaku industri untuk terus memproduksi serta mengembangkan kendaraan hemat energi di dalam negeri. 

Hal ini adalah kabar baik bagi kamu yang sedang mencari mobil pertama atau ingin upgrade kendaraan. Oleh karena itu, kalau cari LCGC impian, jangan ragu ke OLX saja! 

Di OLX tersedia lengkap dari berbagai merek dengan harga yang lebih terjangkau. Yuk ke OLX sekarang dan boyong kendaraan impianmu! (RK/FD)

Populer.
Reka Harnis
Reka Harnis
Passionate about turning ideas into engaging, informative, and SEO-friendly content.
Berita Terkait