Menetapkan boundaries dalam pertemanan sering kali terdengar menakutkan. Banyak orang takut kehilangan teman jika mereka berani berkata tidak.
OLX News – Padahal, boundaries justru membantu menjaga hubungan tetap sehat, karena setiap orang memahami hak, kewajiban, serta ruang pribadi masing-masing.
Dengan batas yang jelas tetap bisa terhubung dengan teman tanpa kehilangan identitas dan kenyamanan diri.
5 Cara Menetapkan Boundaries
Ada 5 cara sehat menetapkan boundaries dalam pertemanan, lengkap dengan tips praktis agar hubungan tetap harmonis, diantaranya adalah:
1. Kenali Batasan Diri Secara Spesifik
Untuk menetapkan boundaries adalah mengenal diri sendiri. Tanpa kesadaran penuh atas kebutuhan pribadi, sulit bagi kamu untuk menjelaskan kepada orang lain.
Cobalah bertanya: situasi apa yang membuat kamu merasa tidak nyaman? Apakah itu permintaan untuk selalu ikut nongkrong, diskusi yang terlalu pribadi, atau kebiasaan teman yang suka meminta bantuan.
Tuliskan beberapa contoh situasi konkret. Dengan daftar ini, kamu bisa membedakan mana batas yang bersifat fleksibel dan mana yang bersifat mutlak.
Misalnya, kamu mungkin masih bisa kompromi soal jadwal bertemu, tetapi tidak bisa menerima sikap yang merendahkan.
Proses refleksi ini membuat kamu lebih percaya diri saat menyampaikan batasan, karena kamu tahu alasan di baliknya.
2. Komunikasikan dengan Jelas dan Empatik
Setelah mengenali batas diri, langkah berikutnya adalah komunikasi. Banyak kesalahpahaman dalam pertemanan muncul karena orang tidak berani menjelaskan apa yang mereka butuhkan.
Gunakan bahasa yang lugas tetapi sopan. Hindari kata-kata yang menyudutkan, dan gunakan kalimat ‘saya’ untuk menekankan perasaan pribadi.
Contoh kalimat yang sehat:
- “Saya butuh waktu sendiri setelah bekerja, jadi saya mungkin tidak bisa selalu ikut nongkrong malam hari.”
- “Saya kurang nyaman membicarakan soal keuangan, jadi lebih baik kita bahas hal lain.”
Komunikasi seperti ini tidak hanya menjelaskan batasan, tetapi juga menunjukkan bahwa kamu tetap menghargai pertemanan.
Jika teman merasa kecewa, beri ruang diskusi. Terkadang, penjelasan yang jujur justru membuat hubungan lebih kuat.

3. Terapkan Konsekuensi yang Jelas
Menetapkan boundaries tanpa konsistensi akan membuatnya mudah dilanggar. Jika batas dilanggar berulang kali dan kamu tetap diam, teman bisa menganggap batas itu tidak serius.
Oleh karena itu, penting untuk menetapkan konsekuensi. Misalnya, jika kamu sudah menyampaikan bahwa tidak ingin menerima telepon larut malam untuk hal-hal yang tidak mendesak, maka tepati batas itu dengan tidak menjawab panggilan.
Jika teman sering meminjam barang tanpa mengembalikan, batasi dengan menolak pinjaman berikutnya.
Konsekuensi bukan untuk menghukum, melainkan untuk menegaskan bahwa batas nyata dan layak dihormati.
Dalam jangka panjang, sikap konsisten ini justru membantu membangun kepercayaan. Teman akan belajar bahwa kamu adalah pribadi yang menghargai diri sendiri, dan pada akhirnya mereka pun akan lebih menghormati.
4. Latih Cara Mengatakan ‘Tidak’ dengan Sopan
Kebanyakan orang sulit menetapkan boundaries karena tidak bisa menolak. Rasa sungkan, takut mengecewakan, atau khawatir kehilangan teman sering kali menghalangi.
Namun, belajar berkata ‘tidak’ adalah keterampilan penting dalam menjaga kesehatan emosional.kamu bisa mulai dengan latihan sederhana. Siapkan kalimat penolakan yang sopan, seperti:
- “Terima kasih sudah mengajak, tapi saya tidak bisa ikut kali ini.”
- “Saya senang kamu percaya, tapi saya tidak bisa membantu soal itu sekarang.”
Latih kalimat ini di depan cermin atau dengan orang tepercaya agar lebih natural. Semakin sering melakukannya, semakin mudah untuk menolak dengan tegas tanpa merasa bersalah.
5. Hormati Batasan Orang Lain dan Evaluasi Hubungan
Boundaries tidak hanya berlaku untuk diri sendiri, tetapi juga harus diterapkan kepada orang lain. Jika seorang teman tidak ingin membicarakan hal tertentu atau tidak bisa hadir dalam acara, terimalah keputusan itu tanpa tekanan.
Menghargai batasan orang lain menunjukkan empati dan memberi contoh bahwa batas adalah hal wajar dalam hubungan.
Selain itu, lakukan evaluasi terhadap pertemanan. Jika seorang teman terus-menerus mengabaikan batasan, bahkan setelah kamu komunikasikan dengan jelas, itu pertanda hubungan kurang sehat.
Dalam kondisi seperti ini, kamu bisa memilih untuk menjaga jarak atau mengurangi intensitas pertemanan. Ingat, kualitas hubungan jauh lebih penting daripada kuantitas. Teman yang benar-benar tulus akan tetap bertahan.
Itulah penjelasan menetapkan boundaries dalam pertemanan adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan emosional sekaligus membangun hubungan yang sehat.
Dengan mengenali batas diri, berkomunikasi jelas, konsisten terhadap konsekuensi, melatih kemampuan berkata tidak, serta menghormati batasan orang lain, bisa menciptakan hubungan yang lebih tulus dan saling mendukung.
Ingat, boundaries bukanlah bentuk egois, melainkan ekspresi rasa hormat terhadap diri sendiri dan orang lain.
Dengan keberanian dan konsistensi, pertemanan akan terasa lebih jujur, sehat, dan bertahan dalam jangka panjang.