Mungkin kalau ditanya, hewan paling menyebalkan di dunia apa? Saya yakin banyak yang bakal jawab tikus. Hewan pengerat satu ini memang tak boleh dibiarkan berkembang biak dengan merdeka di lingkungan kita.
“Lho, kok saya dibawa-bawa?” protes tikus saat baca tulisan ini.
Tapi apa yang saya tulis ini memang benar banget. Tikus itu adalah hama yang wajib dibasmi. Keberadaannya sungguh sangat mengganggu ketenangan jiwa.
Selain pada dasarnya orang suka geli dengan yang namanya tikus, binatang ini juga jadi tersangka utama perusak benda-benda kesayangan di rumah, termasuk motor dan mobil.
Ada sebuah pengalaman kurang menyenangkan yang terjadi dan melibatkan tikus sebagai tokoh antagonisnya.
Keponakan sahabat saya baru saja dibelikan motor oleh orangtuanya, Vespa Sprint berkelir putih dan masih kinyis-kinyis.
Hampir saban hari keponakan sahabat saya ini, namanya Gagan, wara-wiri keliling kompleks pakai motor itu. Padahal surat-surat dan plat nomornya saja belum turun.
Suatu hari sahabat saya ini menelepon. “Bro, dimana? Motor si Gagan ngambek, ngga mau nyala, bisa tolongin ngga?” lapornya lewat panggilan Whatsapp.
Waduh, ini motor belum ada sebulan, kilometer inreyen-nya juga saya yakin belum habis. Segera saya merapat ke rumahnya.
Bergaya ala-ala mekanik andal, saya pun mencoba untuk jadi pahlawan di tengah kekalutan si Gagan.
Setelah cukup lama mengutak atik anak kunci, pencet tombol starter, buka jok mengecek aki, motor baru ini tetap tidak mau nyala.
Padahal lampu indikator di layar informasi motor menyala. Artinya tidak ada masalah sama kelistrikan, dan lain-lain.
Memastikan tidak ada masalah lain, standar samping saya naik-turunkan, khawatir mungkin ada yang tidak beres di bagian switch standar samping-nya. Tetap tidak berhasil, saya pun menyerah.
Potong kompas, saya pun mencoba menghubungi dealer resmi Vespa yang ada di kisaran Pondok Kelapa, Jakarta Timur.
Setelah telepon sana-sini, memanfaatkan jaringan teman-teman wartawan roda dua, akhirnya saya berhasil mendatangkan langsung mekanik Vespa ke lokasi untuk melakukan perbaikan.
Singkatnya, dua orang mekanik Vespa yang diutus dan dengan dedikasi tinggi mau meluangkan waktunya demi kepuasan konsumen yang merupakan segala-galanya, berhasil membongkar motor dan menemukan akar permasalahan yang terjadi. Kabel switch standar samping putus akibat digerogoti tikus.
“Ini sudah sering kejadian mas. Minggu lalu saya juga habis benerin motor pelanggan, kasusnya sama, kabelnya digigit tikus,” cerita mekanik Vespa bernama Dani kepada saya.
“Ini masih untung, tikusnya nggak bersarang dalam motor. Kalau yang kemarin itu pas kita bongkar, tikusnya masih ada kejepit kabel,” sambungnya dengan ekspresi geli.
Kamper, Solusi Sederhana Jauhkan Tikus dari Motor
Dari pengalaman di atas, jelas bahwa tikus menjadi musuh bagi pemilik kendaraan, baik itu mobil maupun motor.
Ini tidak cuma berlaku bagi motor merek Vespa saja, merek lain, khususnya model skuter matik yang memiliki dek pijakan kaki juga harus berhati-hati. Mungkin ini hanya kebetulan saja kejadiannya di motor Vespa Sprint milik keponakan sahabat saya.
Hewan berkaki empat dengan struktur tubuh aerodinamis ini, kecil dan bulat, sangat mungkin menyelusup ke dalam bagian-bagian motor lewat celah sempit sekalipun.
Menurut Dani, untuk bisa menjauhkan motor dari kerusakan akibat serangan tikus, caranya mudah dan tidak mahal.
“Cukup dengan kamper yang banyak dijual di toko atau minimarket. Beli kamper yang model blok kemudian dipecah kecil-kecil atau sesuaikan dengan kebutuhan ruang, lalu tebar dan masukkan ke dalam rongga-rongga motor yang kemungkinan menjadi ruang untuk tikus masuk,” saran Dani.
Cara ini disebut cukup ampuh, karena menurutnya tikus tidak suka dengan aroma dari kamper.
Mungkin untuk kesimpulan yang satu ini bisa ditanyakan langsung ke tikus, benar tidaknya, hahahahahhahaaa.
Usai menyambung kabel yang putus tadi, Dani bersama asistennya sibuk menempatkan kamper di bagian-bagian vital di sekitaran dasar dek motor dan menutupnya kembali.
Kebetulan kamper yang dibeli saat itu adalah produk kamper dari merek cukup terkenal dengan pilihan warna pink.
Vespa Sprint warna putih dan masih kinyis-kinyis itu akhirnya normal lagi meski disertai dengan drama lain yang membuat kami semua tertawa terpingkal-pingkal sore itu.
Ceritanya, usai semua proses di atas, sambung kabel, tebar kamper dan memasang seluruh part-part motor yang sebelumnya dibongkar, ternyata motor tetap nggak nyala.
Semua kebingungan, apalagi dua mekanik yang notabene setiap hari sarapannya bongkarin motor.
Aki di cek, normal, panel sekring dibuka dan diperiksa satu-persatu, aman, tidak ada yang putus, kunci kontak diputar berulang kali, off,on, starter, tetap saja hasilnya nihil.
“Wah, ini motor hitungannya cacat produksi nih, harus dikembalikan nih ke dealer minta ganti unit,” pikir saya.
Sampai akhirnya saya coba mendekat dan memeriksa satu persatu. “Astagaaaaa, mau sampai kepala botak terus gondrong lagi juga nggak bakalan hidup ini motor, lha itu standar sampingnya belum dinaikin!” pekik ku memecah kebingungan yang langsung disambut gelak tawa.
Jempol untuk pelayanan aftersales Vespa yang fast respon dan menyelesaikan semua masalah yang dihadapi konsumennya hingga rapi. Salut!