PT Astra Honda Motor (AHM) baru saja meluncurkan PCX 160 dan PCX e-Hybrid di Indonesia. Keduanya memang mengalami penyegaran ringan yang cukup menarik hati konsumen.
Namun jika ada yang bertanya, mengapa Honda PCX tidak menghadirkan model listrik, tentu saja jawabannya bahwa perusahaan dengan logo sayap kepak tersebut sudah memilikinya.
Akan tetapi menurut Marketing Direktur PT AHM Thomas Wijaya, Honda PCX Electric hadir di Indonesia pada 2019, skuter matik jenis tersebut hingga saat ini masih dipasarkan melalui skema Business to Business (B2B) ke beberapa perusahaan seperti ojek online.
“Secara hasil stuid sudah proses, kami pengen dapat dari konsumen terutama pemakai, kemudian juga kebutuhan di luar motor seperti infrastrukturnya kita lagi pelajari ke depannya,” ungkap Thomas saat video conference beberapa waktu lalu.
Thomas juga tak menampik, jika bicara kendaraan berpenggerak motor listrik untuk saat ini masih terbatas dan belum semua konsumen terbiasa akan jenis kendaraan tersebut.
“Konsumen Indonesia masih cari speed (motor berkecepatan) yang tinggi dan jarak yang cukup tinggi, jadi masih skema B2B bukan B2C (business to customer),” jelas Thomas.
Sebelumnya, memang disebutkan, bahwa alasan masih lama Honda menawarkan produknya bermotor penggerak listrik karena pembuatan baterai, yang harganya belum sesuai dengan skala ekonomi di Indonesia alias masih mahal.
Selain itu, kala itu Honda menyebutkan, bahwa perusahaan masih melakukan studi karena baterai kendaraan listrik bisa habis masa pakainya, dan Honda tak ingin jika baterai motornya akan mencemari lingkungan jika sudah tidak terpakai.
“Kedepan kita akan lanjutkan denggan PCX elektrik yang lalu. Tapi kita lihat akan kebutuhan konsumen, kita lihat elektrik dari sisi teknologinya. Secara desain, kami masih yang versi terakhir lalu,” ujar Thomas
Thomas sendiri menyatakan, kendaraan listrik bisa menurunkan lebih jauh emisi gas buang yang dikeluarkan dibandingkan teknologi Euro2 dan Euro3.
“Terkait aturan pemerintah, kami sangat positif dan komitmen bisa sama-sama mencapai pengurangan polusi gas buang. Dengan teknologi sekarang kalau infrastrukturnya sudah lebih mudah, konsumen lebih aman, kita lihat apakah bisa bermain di segmen tersebut,” tuturnya.