Sabtu, Juli 26, 2025
Otomotif5 Penyakit yang Biasa Terjadi pada Alternator Mobil

5 Penyakit yang Biasa Terjadi pada Alternator Mobil

OLX News – Dalam bagian sistem kelistrikan mobil, dikenal dengan alternator atau dinamo amper yang berfungsi untuk mengisi daya baterai.

- Advertisement -

Komponen alternator inilah yang bertugas mengisi baterai dan menyediakan daya bagi berbagai sistem kelistrikan di mobil, seperti lampu, radio, dan pendingin udara saat mesin beroperasi.

Jika alternator mengalami kerusakan, sumber daya listrik di dalam mobil akan bergantung sepenuhnya pada baterai. Ketika daya baterai habis, kendaraan akan berhenti berfungsi.

- Advertisement -

5 Kerusakan yang sering terjadi pada alternator

Ada beberapa bagian kerusakan yang biasa terjadi pada komponen alternator. Apa saja kerusakan tersebut? Berikut adalah 5 penyakit yang sering muncul pada alternator, diantaranya adalah:

1. Carbon brush habis

Jika mengalami masalah pada komponen alternator maka bagian pertama yang harus kamu periksa adalah carbon brush. Jika carbon brush habis maka menyebabkan masalah pada alternator.

- Advertisement -

Komponen ini bertugas untuk menghantarkan arus listrik ke rotor yang berputar. Arus dari baterai dapat mengalir ke rotor berkat keberadaan carbon brush.

Karena carbon brush berfungsi dengan cara bergesekan dengan slip ring pada rotor, seiring berjalannya waktu, komponen ini bisa habis, yang menyebabkan aliran listrik dari baterai terputus.

Putusnya aliran listrik menuju rotor berdampak pada produksi energi listrik oleh alternator. Akibatnya, proses pengisian baterai mobil juga akan terhenti.

Kehabisan carbon brush umumnya menyebabkan baterai mobil kehilangan daya, dan pada akhirnya kendaraan bisa mengalami mogok ketika baterai kehabisan listrik.

2. Bearing alternator oblak

Sumber: Rumahmodifikasi

Kerusakan berikutnya yang umum terjadi pada alternator adalah bearing yang oblak atau macet. Bearning pada alternator berfungsi sebagai bantalan agar rotor dapat berputar dengan lancar.

Biasanya, bearing ini dipasang di kedua ujung rotor. Meskipun bearing alternator umumnya dirancang untuk tahan lama dan kokoh, faktor-faktor seperti usia penggunaan, korosi, atau terendam air banjir.

Akibatnya dapat memengaruhi daya tahannya. Kerusakan ini membuat bearing menjadi oblak atau macet. Sehingga berdampak pada alternator tidak berfungsi normal.

Ketika bearing macet, ini dapat menyebabkan pulley pada alternator tidak berputar dengan baik, yang berakibat membuat tali kipas (alternator belt) cepat aus.

Apabila bearing dalam kondisi oblak, maka rotor akan mudah bergesekan, mengakibatkan kumparan dapat putus atau terbakar.

3. Kerusakan pada IC regulator

Kerusakan selanjutnya yang sering dialami oleh komponen alternator adalah IC regulator yang mengalami gangguan.

Komponen ini memiliki peran penting dalam mengatur tegangan yang dihasilkan oleh kumparan stator, sehingga arus listrik yang diproduksi tetap stabil dan dapat digunakan untuk mengisi baterai mobil.

Tegangan yang terjaga kestabilannya juga membantu menjaga agar komponen kelistrikan lainnya dalam kendaraan tetap awet dan tidak cepat rusak.

Jika IC regulator di alternator mengalami kerusakan, biasanya akan terlihat dari lampu indikator baterai yang menyala di dashboard.

Dalam beberapa kasus, hal ini dapat menyebabkan baterai mobil mendidih karena terjadi overcharge. Sehingga kamu harus mengganti bagian ini ketika memperbaikinya.

4. Kumparan stator dan rotor putus atau terbakar

Kerusakan lain yang sering terjadi pada alternator adalah kumparan stator dan rotor yang mengalami kerusakan seperti putus atau terbakar.

Kumparan terdiri dari kawat tembaga yang dilapisi email dan berfungsi saat terkena medan magnet, atau saat dialiri arus listrik untuk menghasilkan magnet.

Kumparan stator bertugas untuk menghasilkan listrik, sedangkan kumparan rotor berperan dalam menciptakan medan magnet.

Tanpa kolaborasi yang baik antara stator dan rotor, alternator tidak dapat memproduksi arus listrik. Isu yang sering muncul pada kedua kumparan ini biasanya disebabkan oleh kejadian putus atau terbakar.

Penyebab terjadinya kerusakan pada lilitan kedua komponen ini bisa beragam, seperti solderan yang tidak sempurna karena cacat produksi, atau lilitan yang terkena pergerakan rotor akibat goyangan dan saling gesek.

Dampak dari kerusakan pada kedua komponen tersebut bisa berakibat fatal, seperti tidak berfungsinya sistem pengisian, aki yang cepat kosong, putusnya sekring alternator, yang akhirnya dapat menyebabkan mobil mogok.

5. Pulley Alternator penyok atau oleng

Kerusakan terakhir yang perlu diperhatikan pada alternator adalah bagian pulley yang oleng atau penyok.

Pulley alternator adalah bagian yang menghubungkan alternator dengan mesin. Ketika mesin beroperasi, alternator secara otomatis akan ikut berputar.

Untuk menghubungkan mesin dengan alternator digunakanlah alternator belt, yang bentuknya bervariasi seperti v-belt, ribbed belt, dan lainnya. Belt ini dihubungkan langsung dengan pulley.

Saat pulley alternator dalam keadaan penyok atau tidak sejajar, hal tersebut dapat berpengaruh pada kondisi belt.

Belt menjadi rentan slip dan bisa menghasilkan suara mencicit ketika ditekan gas, bahkan bisa putus karena gesekan yang berlebihan hingga panas.

Itulah lima kerusakan yang sering terjadi pada alternator sering ditemukan pada sistem kelistrikan mobil, sehingga bisa memberikan pengetahuan saat mobil mengalami masalah pada bagian listrik.


 

Populer.
Tony Prasetyo
Tony Prasetyo
Producing, analyzing and publishing original and high quality SEO articles.
Berita Terkait