Di tengah hiruk-pikuk perubahan menuju elektrifikasi yang semakin menggema, ada nama yang tetap berdiri teguh dalam mempertahankan semangat internal combustion engine (ICE): Mazda.
Dalam dunia otomotif yang sedang bergerak cepat ke arah kendaraan listrik, Mazda terus memupuk dedikasi terhadap teknologi mesin pembakaran internal dengan cara yang begitu khas—melalui teknologi SKYACTIV.
Jika banyak pabrikan mulai beralih ke motor listrik seutuhnya, Mazda mengambil jalur yang berbeda. Mereka tidak sepenuhnya meninggalkan mesin berbahan bakar fosil, tetapi malah berupaya menyempurnakannya, menumbuhkan keyakinan bahwa ICE belum mencapai puncak potensi sebenarnya.
Di sinilah SKYACTIV lahir—sebuah filosofi yang menjadi manifestasi dari komitmen Mazda untuk menghadirkan teknologi yang efisien tanpa mengorbankan pengalaman berkendara yang mendalam.
Mengenal Teknologi Skyactiv: Sebuah Awal Revolusi
Ketika Mazda memperkenalkan teknologi SKYACTIV pada tahun 2011, industri otomotif mulai memperhatikan bahwa pembaruan yang radikal terhadap mesin pembakaran internal masih mungkin dilakukan. SKYACTIV bukan hanya sekadar mesin yang lebih efisien—itu adalah filosofi yang menyeluruh, mencakup mesin, transmisi, dan sasis, dan bertujuan untuk menyatukan efisiensi bahan bakar dengan performa berkendara yang lebih baik.
Dalam menghadirkan SKYACTIV, Mazda seolah ingin berkata bahwa efisiensi tidak harus datang dengan mengorbankan kegembiraan berkendara. Di saat banyak pabrikan menciptakan mobil dengan transmisi berat atau mesin turbo yang memanjakan konsumsi bahan bakar, Mazda justru mempertahankan koneksi antara pengemudi dan mobil dengan kehalusan dan kepuasan yang tak tergantikan.
Teknologi SKYACTIV memungkinkan Mazda mencapai rasio kompresi tinggi di mesin bensin, salah satu yang tertinggi di dunia, yang mampu menciptakan tenaga lebih besar dan efisiensi yang lebih tinggi.
Pada intinya, teknologi ini menyingkapkan keajaiban dari teknik-teknik yang sering kali tak terlihat oleh pengemudi awam—detail-detail yang halus tapi penting, seperti penyesuaian pembakaran yang lebih presisi, aerodinamika yang lebih baik, dan transmisi otomatis yang sangat responsif.
Hebatnya lagi, mesin dengan kompresi tinggi ini rata rata masih bisa meminum bahan bakar RON 92, bahkan ada model yang minimalnya meminum RON 90 atau setara Pertalite, seperti Mazda CX-60 misalnya.
Mazda tidak hanya mengembangkan satu tipe mesin dalam keluarga SKYACTIV, tetapi mereka telah memperkenalkan beberapa varian mesin yang berbeda, masing-masing dengan karakteristik dan tujuan khusus.
Filosofi utama SKYACTIV selalu tentang peningkatan efisiensi bahan bakar tanpa mengorbankan performa dan pengalaman berkendara yang menyenangkan. Mari kita bahas lebih mendalam tentang beberapa tipe mesin SKYACTIV yang lain dan bagaimana mereka mewujudkan visi Mazda dalam teknologi mesin pembakaran internal.
Berbagai Jenis Mesin SKYACTIV Mazda di Dunia
1. SKYACTIV-G: Mesin Bensin dengan Rasio Kompresi Tinggi
Mesin SKYACTIV-G adalah mesin bensin pertama yang Mazda kembangkan dalam rangkaian teknologi SKYACTIV. Ini adalah mesin yang menekankan pada rasio kompresi tinggi—sebuah inovasi yang jarang ditemui di mesin bensin konvensional. Rasio kompresi tinggi di SKYACTIV-G mencapai 14:1 di beberapa model, yang membuatnya menjadi salah satu mesin dengan rasio kompresi tertinggi yang pernah diproduksi secara massal.
Biasanya, rasio kompresi tinggi bisa menyebabkan masalah seperti knocking (detonasi dini pada ruang bakar), yang seringkali harus dihindari pada mesin bensin.
Namun, Mazda berhasil mengatasi masalah ini melalui beberapa pendekatan inovatif, termasuk sistem exhaust manifold 4-2-1 yang lebih efisien, desain piston yang unik, dan peningkatan pada sistem injeksi bahan bakar. Dengan semua modifikasi ini, SKYACTIV-G mampu menghasilkan tenaga yang lebih besar dan efisiensi bahan bakar yang lebih baik dibandingkan dengan mesin bensin tradisional.
2. SKYACTIV-D: Mesin Diesel Ramah Lingkungan
Mazda tidak hanya fokus pada mesin bensin, tetapi juga melakukan inovasi pada mesin diesel melalui teknologi SKYACTIV-D. Mesin diesel SKYACTIV-D dirancang untuk memberikan efisiensi bahan bakar yang sangat tinggi, tetapi dengan emisi yang lebih rendah dibandingkan mesin diesel konvensional. Salah satu cara Mazda mencapai ini adalah dengan menurunkan rasio kompresi di mesin diesel mereka, berbeda dari pendekatan umum yang biasanya menggunakan rasio kompresi sangat tinggi.
Mesin diesel biasanya dikenal memiliki emisi NOx dan partikulat yang lebih tinggi, yang sering kali menjadi masalah lingkungan. Namun, dengan mengembangkan mesin diesel SKYACTIV-D dengan rasio kompresi rendah (sekitar 14:1), Mazda mampu mengurangi suhu pembakaran dan menurunkan emisi tanpa harus menggunakan sistem aftertreatment yang rumit.
Selain itu, SKYACTIV-D dirancang untuk merespons lebih cepat dan halus dibandingkan mesin diesel konvensional, yang sering dianggap lambat dan kasar. Hasilnya adalah mesin yang tetap mempertahankan torsi tinggi pada putaran rendah, ciri khas mesin diesel, tetapi dengan kehalusan yang mendekati mesin bensin.
3. SKYACTIV-X: Gabungan Bensin dan Diesel dalam Satu Teknologi
Jika ada satu mesin yang menunjukkan komitmen penuh Mazda terhadap inovasi mesin pembakaran internal, itu adalah SKYACTIV-X. Mesin ini adalah terobosan teknologi yang unik karena menggabungkan kelebihan dari mesin bensin dan mesin diesel dalam satu paket.
SKYACTIV-X menggunakan teknologi SPCCI (Spark Controlled Compression Ignition), yang memungkinkan mesin bekerja dengan prinsip pembakaran kompresi seperti mesin diesel tetapi tetap menggunakan bahan bakar bensin. Teknologi ini sangat sulit dicapai karena menuntut kontrol yang sangat presisi atas proses pembakaran, tetapi Mazda berhasil membuatnya berfungsi dalam skala produksi massal.
SPCCI bekerja dengan memadukan dua cara pembakaran: pembakaran spontan (compression ignition) seperti pada mesin diesel, dan pembakaran busi (spark ignition) seperti pada mesin bensin. Hasilnya adalah efisiensi bahan bakar yang jauh lebih tinggi daripada mesin bensin biasa, serta emisi yang lebih bersih dibandingkan mesin diesel. SKYACTIV-X memberikan penghematan bahan bakar yang luar biasa tanpa mengorbankan performa atau kenikmatan berkendara, membuatnya menjadi mesin yang sangat menarik dalam lanskap teknologi modern.
4. e-SKYACTIV G: Elektrifikasi yang Seimbang
Selain mesin pembakaran internal yang inovatif, Mazda juga mulai mengadopsi teknologi hybrid melalui e-SKYACTIV-G, di mana mereka menggabungkan mesin SKYACTIV dengan sistem mild hybrid untuk menciptakan efisiensi bahan bakar yang lebih tinggi.
Meskipun Mazda belum sepenuhnya beralih ke elektrifikasi penuh, mereka memandang hybrid sebagai langkah logis menuju masa depan di mana pengemudi masih bisa merasakan performa mesin, tetapi dengan dampak lingkungan yang lebih rendah. Kami pernah mereview langsung model Mazda yang menggunakan mesin e-SKYACTIV G yaitu CX-60, review lengkapnya disini
Penutup: ICE, Sebuah Perjalanan yang Belum Usai
Di saat banyak pabrikan berpacu meninggalkan teknologi pembakaran internal, Mazda justru merangkulnya dengan kasih sayang dan pengabdian. Melalui Skyactiv, mereka menunjukkan bahwa ICE masih memiliki ruang untuk inovasi, masih ada kisah yang perlu diceritakan.
Perjalanan Mazda dalam mengembangkan ICE bukanlah tentang nostalgia semata—ini adalah tentang keyakinan bahwa teknologi pembakaran internal masih bisa menawarkan lebih banyak kepada dunia. Dan di tengah lanskap otomotif yang berubah cepat, Mazda mengingatkan kita bahwa terkadang, kemajuan tidak selalu berarti melupakan masa lalu. Terkadang, kemajuan adalah tentang bagaimana kita mengambil hal-hal terbaik dari masa lalu, memperbaruinya, dan merangkumnya ke dalam masa depan yang lebih cerah.
Untuk informasi menarik lain, kamu bisa cek OLX. Untuk akses mudah, download saja aplikasinya di Google Play Store atau App Store.